Sumber: m.merdeka.com |
Gorengan berasal dari bahasa Jawa yang
memiliki arti sesuatu yang di goreng. Imbuan kata -an melambangkan bentuk jamak
dan menunjukkan kata benda. Produk gorengan ini bermacam-macam. Tempe, tahu,
pisang, dan aneka jenis umbi-umbian lain dapat dijadikan bahan gorengan. Caranya
tinggal di iris tipis-tipis lalu dimasukkan dalam adonan tepung dan digoreng. Adoan
yang dibuat juga dapat diberi aneka bumbu layaknya menggoreng ayam atau bahan
lain. Umumnya gorengan dibumbui dengan garam dan irisan daun bawang untuk tempe
goreng. Tidak menutup kemungkinan para konsumen gorengan juga menambahkan bahan
lain pada saat penggorengan sesuai dengan selera masing-masing. Saat ini banyak
ditemui aneka bumbu instant yang tersaji dalam bentuk kemasan tepung bumbu
maupun penyedap rasa. Bumbu-bumbu instant tersebut dapat digunakan bagi kamu
yang tidak begitu suka racikan bumbu tradisional.
Sesuatu yang dikonsumsi secara berlebih akan
menimbulkan efek berlebih pula. Sebagaimana gorengan yang notabenya memerlukan
minyak yang digunakan sebagai penggorengan. Bagaimana tidak, gorengan ini dapat
matang apabila dimasak dalam minyak sampai terendam. Artinya, minyak yang
diperlukan untuk memasak gorengan tidak terbilang sedikit melainkan harus cukup
untuk merendam gorengan yang sedang diolah.
Itulah mengapa gorengan termasuk makanan yang sarat akan kolesteros. Terlalu banyak
makan gorengan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama tenggorokan dan saluran
pencernaan lain. Mengapa tenggorokan? Pada dasarnya minyak sisa penggorengan
juga akan masuk bersamaan dengan gorengan yang sedang kita konsumsi. Apalagi
yang kita gunakan adalah minyak sawit. Dengan begitu, lama kelamaan konsumsi
yang berlebih ini akan menyebabkan sakit tenggorokan karena terasa kering. Sebenarnya
kondisi ini dapat diatasi yakni dengan minum air hangat selepas makan gorengan.
Air hangat khususnya air putih dapat membantu melarutkan sisa-sisa minyak yang
ada di tenggorokan untuk langsung diteruskan ke saluran pencernaan. Hal tersebut
penting kita ketahui sejak dini untuk mengantisipasi gejala-gejala kesehatan
lain yang disebabkan oleh gorengan.
Kandungan minyak yang terdapat dalam gorengan ternyata tidak baik dikonsumsi orang yang mempunyai masalah terhadap kolesterol dalam tubuhnya. Ketika kamu mengonsumsi makanan yang berlemak dan memicu naiknya kadar kolesterol melebihi batas normal, kamu perlu waspada dan tetap berhati-hati dalam memilih makanan untuk mencukupi kebutuhan asupan tubuh. Lakukan tindakan seperti cek kolesterol jika dirasa melakukan konsumsi yang berlebih. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2017), konsumsi minyak kelapa sawit tanpa pemanasan dapat meningkatkan kadar kolesterol. Bahkan, minyak yang dipanaskan berulang-ulang juga berdampak negatif bagi kesehatan terutama dalam menyumbang kolesterol total serum darah. Oleh sebab itu, mengonsumsi gorengan perlu hati-hati dan memperhatikan batas wajar sehingga efek samping yang merugikan tubuh dapat diantisipasi dengan baik.
Kandungan minyak yang terdapat dalam gorengan ternyata tidak baik dikonsumsi orang yang mempunyai masalah terhadap kolesterol dalam tubuhnya. Ketika kamu mengonsumsi makanan yang berlemak dan memicu naiknya kadar kolesterol melebihi batas normal, kamu perlu waspada dan tetap berhati-hati dalam memilih makanan untuk mencukupi kebutuhan asupan tubuh. Lakukan tindakan seperti cek kolesterol jika dirasa melakukan konsumsi yang berlebih. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2017), konsumsi minyak kelapa sawit tanpa pemanasan dapat meningkatkan kadar kolesterol. Bahkan, minyak yang dipanaskan berulang-ulang juga berdampak negatif bagi kesehatan terutama dalam menyumbang kolesterol total serum darah. Oleh sebab itu, mengonsumsi gorengan perlu hati-hati dan memperhatikan batas wajar sehingga efek samping yang merugikan tubuh dapat diantisipasi dengan baik.
Seberapa sering kamu makan gorengan? Perlu
diingat sekali lagi, gorengan yang menggunakan minyak sawit ketika proses
penggorengan merupakan suplier kolesterol dalam tubuh. Di sisi lain memang menyumbang
energi karena kandungan karbohidrat yang terdapat dalam tepung adonan, namun berada
dalam batas normal konsumsi lebih penting untuk menjaga kesehatan tubuh
sendiri.
Di mana kamu sering menjumpai orang berjualan
gorengan? Mudah sekali kamu menemukan gorengan terutama di malam hari. Pedagang
kaki lima maupun warung angkringan dan sejenisnya sudah barang pasti
menyediakan gorengan setiap kali berjualan. Sehingga kamu akan dimudahkan jika
ingin makan gorengan di malam hari terlepas dari keinginan untuk mengolahnya sendiri
di rumah. Tidak dapat dipungkiri jualan gorengan merupakan salah satu pundi-pundi
rejeki yang dilakukan oleh masyarakat. Penjual gorengan termasuk orang yang
sedang mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di
masyarakat. Jika kamu menemukan penjual gorengan entah itu tempe, tahu, atau
yang lainnya, kamu dapat menulisan ulasanmu terkait penjual gorengan tersebut. Hal
itu sangat diperlukan untuk mengangkat keberadaan penjual gorengan. Selain mempopulerkan
gorengan, tentunya kegiatan ini dapat menaikkan penjualan gorengan karena
mereka akan terkoneksi dengan dunia maya karena menggunakan teknologi digital. Para
pelaku UMKM menyebutnya sebagai digitalisasi UMKM. Dari sinilah Titipku
menghadirkan sebuah aplikasi mobile yang dapat kamu unduh di Playstore atau
melalui link
berikut. Ayo bantu para UMKM untuk menembus pasaran digital demi
perkembangan UMKM yang ada di Indonesia!
Sumber: idn.time |
Sumber:
Maharani, BN. 2017. Efek Pemberian
Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan Berulang terhadap Kadar Kolesterol Total
Mencit Strain BALB/c. repository.uinjkt.ac.i
0 komentar: