Kamis, 05 September 2019

Seberapa Sering Kamu Makan Gorengan?

Sumber: m.merdeka.com
Istilah gorengan memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan, kata ini begitu identik dengan kegiatan duduk bersama atau ngobrol santai. Ya, benar. Orang jawa kerap kali menyandingkan gorengan bersama dengan teh, kopi, atau minumanya ketika sedang berbincang-bincang. Makanan yang tidak terbilang begitu berat apalagi ringan ini berbahan dasar tempe dan semacamnya yang dibalut dengan tepung tipis. Irisan-irisannya cenderung lebar dan tipis pula. Hal itulah yang membuat gorengan menjadi makanan yang cocok dijadikan teman bersantai. Di samping membuat kenyang, gorengan juga merupakan camilan favorit untuk sebagian orang karena rasanya yang gurih dan lezat. Terlebih jika dimakan saat masih hangat. Rasa khas dari gorengan akan muncul dan membuat ingin terus makan dan makan lagi.

Gorengan berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti sesuatu yang di goreng. Imbuan kata -an melambangkan bentuk jamak dan menunjukkan kata benda. Produk gorengan ini bermacam-macam. Tempe, tahu, pisang, dan aneka jenis umbi-umbian lain dapat dijadikan bahan gorengan. Caranya tinggal di iris tipis-tipis lalu dimasukkan dalam adonan tepung dan digoreng. Adoan yang dibuat juga dapat diberi aneka bumbu layaknya menggoreng ayam atau bahan lain. Umumnya gorengan dibumbui dengan garam dan irisan daun bawang untuk tempe goreng. Tidak menutup kemungkinan para konsumen gorengan juga menambahkan bahan lain pada saat penggorengan sesuai dengan selera masing-masing. Saat ini banyak ditemui aneka bumbu instant yang tersaji dalam bentuk kemasan tepung bumbu maupun penyedap rasa. Bumbu-bumbu instant tersebut dapat digunakan bagi kamu yang tidak begitu suka racikan bumbu tradisional.

Sesuatu yang dikonsumsi secara berlebih akan menimbulkan efek berlebih pula. Sebagaimana gorengan yang notabenya memerlukan minyak yang digunakan sebagai penggorengan. Bagaimana tidak, gorengan ini dapat matang apabila dimasak dalam minyak sampai terendam. Artinya, minyak yang diperlukan untuk memasak gorengan tidak terbilang sedikit melainkan harus cukup untuk merendam gorengan  yang sedang diolah. Itulah mengapa gorengan termasuk makanan yang sarat akan kolesteros. Terlalu banyak makan gorengan dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama tenggorokan dan saluran pencernaan lain. Mengapa tenggorokan? Pada dasarnya minyak sisa penggorengan juga akan masuk bersamaan dengan gorengan yang sedang kita konsumsi. Apalagi yang kita gunakan adalah minyak sawit. Dengan begitu, lama kelamaan konsumsi yang berlebih ini akan menyebabkan sakit tenggorokan karena terasa kering. Sebenarnya kondisi ini dapat diatasi yakni dengan minum air hangat selepas makan gorengan. Air hangat khususnya air putih dapat membantu melarutkan sisa-sisa minyak yang ada di tenggorokan untuk langsung diteruskan ke saluran pencernaan. Hal tersebut penting kita ketahui sejak dini untuk mengantisipasi gejala-gejala kesehatan lain yang disebabkan oleh gorengan. 

Kandungan minyak yang terdapat dalam gorengan ternyata tidak baik dikonsumsi orang yang mempunyai masalah terhadap kolesterol dalam tubuhnya. Ketika kamu mengonsumsi makanan yang berlemak dan memicu naiknya kadar kolesterol melebihi batas normal, kamu perlu waspada dan tetap berhati-hati dalam memilih makanan untuk mencukupi kebutuhan asupan tubuh. Lakukan tindakan seperti cek kolesterol jika dirasa melakukan konsumsi yang berlebih. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2017), konsumsi minyak kelapa sawit tanpa pemanasan dapat meningkatkan kadar kolesterol. Bahkan, minyak yang dipanaskan berulang-ulang juga berdampak negatif bagi kesehatan terutama dalam menyumbang kolesterol total serum darah. Oleh sebab itu, mengonsumsi gorengan perlu hati-hati dan memperhatikan batas wajar sehingga efek samping yang merugikan tubuh dapat diantisipasi dengan baik.

Seberapa sering kamu makan gorengan? Perlu diingat sekali lagi, gorengan yang menggunakan minyak sawit ketika proses penggorengan merupakan suplier kolesterol dalam tubuh. Di sisi lain memang menyumbang energi karena kandungan karbohidrat yang terdapat dalam tepung adonan, namun berada dalam batas normal konsumsi lebih penting untuk menjaga kesehatan tubuh sendiri.
Sumber: idn.time
Di mana kamu sering menjumpai orang berjualan gorengan? Mudah sekali kamu menemukan gorengan terutama di malam hari. Pedagang kaki lima maupun warung angkringan dan sejenisnya sudah barang pasti menyediakan gorengan setiap kali berjualan. Sehingga kamu akan dimudahkan jika ingin makan gorengan di malam hari terlepas dari keinginan untuk mengolahnya sendiri di rumah. Tidak dapat dipungkiri jualan gorengan merupakan salah satu pundi-pundi rejeki yang dilakukan oleh masyarakat. Penjual gorengan termasuk orang yang sedang mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di masyarakat. Jika kamu menemukan penjual gorengan entah itu tempe, tahu, atau yang lainnya, kamu dapat menulisan ulasanmu terkait penjual gorengan tersebut. Hal itu sangat diperlukan untuk mengangkat keberadaan penjual gorengan. Selain mempopulerkan gorengan, tentunya kegiatan ini dapat menaikkan penjualan gorengan karena mereka akan terkoneksi dengan dunia maya karena menggunakan teknologi digital. Para pelaku UMKM menyebutnya sebagai digitalisasi UMKM. Dari sinilah Titipku menghadirkan sebuah aplikasi mobile yang dapat kamu unduh di Playstore atau melalui link berikut. Ayo bantu para UMKM untuk menembus pasaran digital demi perkembangan UMKM yang ada di Indonesia!

Sumber:
Maharani, BN. 2017. Efek Pemberian Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan Berulang terhadap Kadar Kolesterol Total Mencit Strain BALB/c. repository.uinjkt.ac.i
Previous Post
Next Post

0 komentar: