Sumber: salingamanah.com |
Oryza sativa L. atau yang sering kita
kenal dengan beras merah merupakan varietas beras yang dapat kita temui di
negara Asia. Bukan hal aneh lagi jika varietas jenis ini kerap jadi incaran masyarakat
di berbagai daerah. Walaupun harganya yang jauh lebih tinggi diatas beras putih
biasa, namun beras merah masih saja dicari-cari oleh sebagian masyarakat
tertentu. Mengapa demikian? Tentunya ada sisi menarik dari beras satu ini hingga
akhirnya ia menjadi incaran banyak mata.
Tanaman padi penghasil beras merah dapat tumbuh
di iklim tropis. China dan India merupakan dua negara penghasil beras merah
terbesar di dunia dan menjadi penyuplai kebutuhan beras merah dunia disamping
negara-negara Asia Tenggara. Di Indonesia, beras merah sendiri dapat tumbuh di
area persawahan basah maupun lahan kering. Penanaman padi beras merah tidak
jauh berbeda dengan padi beras putih pada umumnya. Diawali dengan pembibitan
hingga bibit berusia 21 hari. Awal musim hujan merupakan waktu yang paling
tepat untuk menanam padi merah. Padi dapat dipanen ketika sudah berusia sekitar
5-6 bulan setelah masa tanam.
Jika diolah menjadi nasi, beras merah ini
memerlukan perlakuan khusus berbeda dengan beras putih pada umumnya. Beras merah
memerlukan dua kali lipat air dalam proses pemasakan nasi. Hal ini dikarenakan,
beras akan menyerap air lebih banyak hingga akhirnya dapat matang dan
mengembang menjadi nasi. Nasi yang dihasilkan juga sedikit berbeda, mulai dari
tekstur hingga rasa. Nasi merah cenderung padat berisi dan rasanya gurih. Sehingga,
jika dimakan langsung tanpa lauk sudah memberikan cita rasa gurih yang lezat. Walaupun
tidak semanis nasi putih, nasi merah juga tetap mengasilkan rasa manis setengah
gurih.
Karbohidrat, energi, dan protein merupakan
elemen yang dibutuhkan oleh tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Elemen
tersebut terkandung dalam beras yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Asia
seperti Indonesia. Beras memiliki beberapa varietas yakni bermacam-macam warna
seperti merah, ungu, hitam, coklat, kuning, dan hijau yang saat ini
dikembangkan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Setiap varietas memiliki
kandungan yang beragam dan kebanyakan dari mereka digunakan sebagai obat. Diantara
beberapa varietas tersebut, beras merah paling banyak diminati oleh sebagian
industri untuk dijadikan zat komplementer produk mereka.
International Journal of Current Research
in Biosciences and Plant Biology mempublikasikan temuannya tentang kandungan
beras merah pada akhir tahun 2014. Beras merah memiliki lapisan dedak merah
atau akrab disebut bekatul. Lapisan ini mengandung polifenol dan antosianin serta
bersifat antioksidan. Kandungan protein, seng, zat besi, dan serat yang terdapat
dalam beras merah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Setiap 100 g
beras merah mengandung 7 g protein, 3.3 mg seng, 5.5 mg zat besi dan 2.0 g serat.
Dapat dibayangkan betapa menggodanya kandungan yang terdapat dalam beras merah.
Itulah mengapa beras merah selalu dicari keberadaannya.
Nutrisi yang terkandungan beras merah baik
dikonsumsi oleh tubuh. Makanan bayi seperti bubur juga dicampuri dengan beras
merah dalam proses produksinya. Hasil penelitian Kumalaningsih dan Arwani
(2018) menunjukkan, penambahan beras merah sebanayak 5% merupakan hasil yang
terbaik untuk kadar air dan protein pada bubur. Terdapat 40.4% kadar air dan
40.4% kadar protein. Hal tersebut menunjukkan stabilitas bubur yang sudah
dicampur dengan beras merah di dalamnya.
Beras merah memiliki kandungan serat yang
tinggi. Serat memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan khususnya dalam
pengolahan karbohidrat. Fases yang diproduksi akan lunak dan mudah dikeluarkan
melalui sistem pembuangan yakni anus. Selain bekerja dalam sistem pencernaan,
serat berperan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Terlebih beras
merah mengandung antioksidan, hal ini dapat membantu mengontrol kolesterol yang
disebabkan oleh radikal bebas.
Wanita dan ibu-ibu merupakan kalangan yang
paling banyak mengincar beras merah. Kebutuhan beras merah bagi wanita dilatarbelakangi
oleh kandungan antioksidan. Sedangkan bagi ibu-ibu, untuk memenuhi kebutuhan
ASI dan juga makanan bayi yang biasa disajikan dalam bentuk bubur. Terlepas dari
itu, orang-orang yang paham dan sadar mengenai pentingnya kesehatan juga mulai
beralih untuk mengonsumsi beras merah. Beras jenis ini kerapkali dijuluki
sebagai beras obat karena begitu banyak khasiat yang terkandung didalamnya dan
berguna untuk mencegah bahkan mengobati berbagai penyakit yang ada dalam tubuh
manusia. Bagi kamu yang ingin hidup sehat, mulailah perhatikan pola makan yakni
dengan memilih dan memilah bahan makanan jenis apa yang bagus untuk menjaga
kesehatan tubuh kamu.
Sudahkah kamu mengonsumsi beras merah? Beras
merah kini disajikan dalam berbagai olahan makanan. Terlebih banyaknya Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkembang di masyarakat semakin menambah
variasi olahan makanan yang berbahan dasar beras merah. Jika kamu menemukan olahan
beras merah kamu dapat membagikan ulasannya melalui Aplikasi
Titipku. Aplikasi ini membantu proses digitalisasi UMKM yang ada di
Indonesia. Ayo wujudkan digitalisasi UMKM dan jadilah satu diantara mereka yang
memperjuangkan kemajuan UMKM di Indonesia.
Sumber:
Kumalaningsih, S & Muhammad, A. 2018. ‘Nutrituous
Pure Herbal Whitening Sun Cream Processed from Seed and Leaf of Moringa
oleifera Fortified with Red Rice’. Pharmacognosy Journal. Vol 10. No. 1.
Saxena, A. 2014. ‘Save the Red Rice: A Unique Gift of
Nature’. International Journal of Current Research in Biosciences and Plant
Biology. Vol 1. No.5.
0 komentar: