Jumat, 20 September 2019

Terbukti Kaya Nutrisi, Beras Merah Jadi Incaran di Seluruh Penjuru


Sumber: salingamanah.com
Oryza sativa L. atau yang sering kita kenal dengan beras merah merupakan varietas beras yang dapat kita temui di negara Asia. Bukan hal aneh lagi jika varietas jenis ini kerap jadi incaran masyarakat di berbagai daerah. Walaupun harganya yang jauh lebih tinggi diatas beras putih biasa, namun beras merah masih saja dicari-cari oleh sebagian masyarakat tertentu. Mengapa demikian? Tentunya ada sisi menarik dari beras satu ini hingga akhirnya ia menjadi incaran banyak mata.

Tanaman padi penghasil beras merah dapat tumbuh di iklim tropis. China dan India merupakan dua negara penghasil beras merah terbesar di dunia dan menjadi penyuplai kebutuhan beras merah dunia disamping negara-negara Asia Tenggara. Di Indonesia, beras merah sendiri dapat tumbuh di area persawahan basah maupun lahan kering. Penanaman padi beras merah tidak jauh berbeda dengan padi beras putih pada umumnya. Diawali dengan pembibitan hingga bibit berusia 21 hari. Awal musim hujan merupakan waktu yang paling tepat untuk menanam padi merah. Padi dapat dipanen ketika sudah berusia sekitar 5-6 bulan setelah masa tanam. 

Jika diolah menjadi nasi, beras merah ini memerlukan perlakuan khusus berbeda dengan beras putih pada umumnya. Beras merah memerlukan dua kali lipat air dalam proses pemasakan nasi. Hal ini dikarenakan, beras akan menyerap air lebih banyak hingga akhirnya dapat matang dan mengembang menjadi nasi. Nasi yang dihasilkan juga sedikit berbeda, mulai dari tekstur hingga rasa. Nasi merah cenderung padat berisi dan rasanya gurih. Sehingga, jika dimakan langsung tanpa lauk sudah memberikan cita rasa gurih yang lezat. Walaupun tidak semanis nasi putih, nasi merah juga tetap mengasilkan rasa manis setengah gurih. 

Karbohidrat, energi, dan protein merupakan elemen yang dibutuhkan oleh tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Elemen tersebut terkandung dalam beras yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Asia seperti Indonesia. Beras memiliki beberapa varietas yakni bermacam-macam warna seperti merah, ungu, hitam, coklat, kuning, dan hijau yang saat ini dikembangkan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Setiap varietas memiliki kandungan yang beragam dan kebanyakan dari mereka digunakan sebagai obat. Diantara beberapa varietas tersebut, beras merah paling banyak diminati oleh sebagian industri untuk dijadikan zat komplementer produk mereka. 

International Journal of Current Research in Biosciences and Plant Biology mempublikasikan temuannya tentang kandungan beras merah pada akhir tahun 2014. Beras merah memiliki lapisan dedak merah atau akrab disebut bekatul. Lapisan ini mengandung polifenol dan antosianin serta bersifat antioksidan. Kandungan protein, seng, zat besi, dan serat yang terdapat dalam beras merah lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Setiap 100 g beras merah mengandung 7 g protein, 3.3 mg seng, 5.5 mg zat besi dan 2.0 g serat. Dapat dibayangkan betapa menggodanya kandungan yang terdapat dalam beras merah. Itulah mengapa beras merah selalu dicari keberadaannya.

Nutrisi yang terkandungan beras merah baik dikonsumsi oleh tubuh. Makanan bayi seperti bubur juga dicampuri dengan beras merah dalam proses produksinya. Hasil penelitian Kumalaningsih dan Arwani (2018) menunjukkan, penambahan beras merah sebanayak 5% merupakan hasil yang terbaik untuk kadar air dan protein pada bubur. Terdapat 40.4% kadar air dan 40.4% kadar protein. Hal tersebut menunjukkan stabilitas bubur yang sudah dicampur dengan beras merah di dalamnya.

Beras merah memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan khususnya dalam pengolahan karbohidrat. Fases yang diproduksi akan lunak dan mudah dikeluarkan melalui sistem pembuangan yakni anus. Selain bekerja dalam sistem pencernaan, serat berperan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah. Terlebih beras merah mengandung antioksidan, hal ini dapat membantu mengontrol kolesterol yang disebabkan oleh radikal bebas.  

Wanita dan ibu-ibu merupakan kalangan yang paling banyak mengincar beras merah. Kebutuhan beras merah bagi wanita dilatarbelakangi oleh kandungan antioksidan. Sedangkan bagi ibu-ibu, untuk memenuhi kebutuhan ASI dan juga makanan bayi yang biasa disajikan dalam bentuk bubur. Terlepas dari itu, orang-orang yang paham dan sadar mengenai pentingnya kesehatan juga mulai beralih untuk mengonsumsi beras merah. Beras jenis ini kerapkali dijuluki sebagai beras obat karena begitu banyak khasiat yang terkandung didalamnya dan berguna untuk mencegah bahkan mengobati berbagai penyakit yang ada dalam tubuh manusia. Bagi kamu yang ingin hidup sehat, mulailah perhatikan pola makan yakni dengan memilih dan memilah bahan makanan jenis apa yang bagus untuk menjaga kesehatan tubuh kamu.

Sudahkah kamu mengonsumsi beras merah? Beras merah kini disajikan dalam berbagai olahan makanan. Terlebih banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berkembang di masyarakat semakin menambah variasi olahan makanan yang berbahan dasar beras merah. Jika kamu menemukan olahan beras merah kamu dapat membagikan ulasannya melalui Aplikasi Titipku. Aplikasi ini membantu proses digitalisasi UMKM yang ada di Indonesia. Ayo wujudkan digitalisasi UMKM dan jadilah satu diantara mereka yang memperjuangkan kemajuan UMKM di Indonesia.


Sumber:
Kumalaningsih, S & Muhammad, A. 2018. ‘Nutrituous Pure Herbal Whitening Sun Cream Processed from Seed and Leaf of Moringa oleifera Fortified with Red Rice’. Pharmacognosy Journal. Vol 10. No. 1.
Saxena, A. 2014. ‘Save the Red Rice: A Unique Gift of Nature’. International Journal of Current Research in Biosciences and Plant Biology. Vol 1. No.5.
Previous Post
Next Post

0 komentar: