Kamis, 19 September 2019

Tidak Hanya Indah, Motif Kawung Memiliki Makna Filosofis Mendalam


Sumber: batik-tulis.com
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Tidak hanya budaya tutur, namun berbagai peninggalan berbentuk artefak juga banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Aneka kerajinan dan kesenian mulai berkembang dalam masyarakat. Salah satu hasil karya seni yaitu batik. Proses pembuatan batik diawali dengan penciptaan motif yang digambar diatas kain. Motif dibuat tidak sekedar untuk dipandang keindahannya saja melainkan juga ada nilai yang mendasarinya. Nilai-nilai yang terkandung dari setiap bentuk motif melambangkan pesan dan harapan kepada para pengguna ataupun yang melihatnya.

Ragam motif batik tradisional berasal dari hasil akulturasi kebudayaan Jawa dengan Hindu dan Islam. Pengaruh agama dan kepercayaan menghasilkan budaya-budaya baru yang menjadi bukti hasil perkembangan budaya masyarakat. Walau hanya sebatas arti simbolik, namun dapat dikatakan sebagai aturan atau semacam tradisi yang lahir di masyarakat setempat. Selain berakulturasi dengan kebudayaan dan agama atau kepercayaan, motif-motif batik yang tersebar di Indonesia berasal dari pengaruh masuknya budaya-budaya luar yang kemudian dikemas dalam serangkaian motif batik. Keberagaman motif batik dan sejarahnya menjadi kearifan lokal (local wisdom) masyarakat yang diyakini dan dilestarikan dengan cara diturunkan dari generasi ke genarasi berikutnya. Kearifan lokal sendiri memiliki arti sebuah kebijaksanaan dan bernilai yang tertanam dalam kelompok masyarakat.

Sumber: batik-tulis.com
Batik motif kawung merupakan potret makna filosofis mendalam yang digambarkan oleh masyarakat pada waktu itu. Bentuk dasar motifnya seperti bunga lotus yang terdiri dari empat kelopak simetris. Motif satu ini tertata rapi atau dalam bahasa seni menggambar biasa disebut dengan motif geometris. Motif ini dirancang dengan berbagai warna. Setiap warna memiliki arti tertentu pula. Berikut makna filosofis yang terdapat pada motif kawung yang perlu kita ketahui bersama

Simbol Kebaikan Manusia
Dikutip dari Jurnal Filsafat tentang Nilai Kearifan Lokal Batik Tradisional Kawung, ternyata motif kawung diambil dari bentuk pohon kawung. Pohon ini sejenis dengan pohon aren. Buahnya putih lonjong atau sering kita kenal dengan kolang-kaling. Setiap bagian dari pohon kawung memiliki manfaat tersendiri mulai dari batang, daun, ijuk, ira, dan buah. Atas dasar kebermanfaatan bagi kehidupan manusia, hal tersebut kemudian diimplementasikan dalam bentuk motif batik kawung dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi orang lain pada setiap tingkah lakunya. Makna kawung memberikan pesan kepada kita untuk senantiasa menjadi manusia yang unggul, baik, dan berguna bagi masyarakat. 

Lambang Umur Panjang dan Kedamaian
Orang Jawa menginterpretasikan motif kawung sebagai simbol panjangnya usia. Hal ini didasari oleh proses pertumbuhan biji kolang-kaling yang terus bertahan dan memiliki usia tumbuh yang lama. Melihat hal tersebut, setiap orang yang mengenakan kain bermotif kawung, harapannya senantiasa diberikan umur panjang. Terdapat suatu kesepakatan bersama dalam masyarakat untuk saling mendoakan para pengguna motif kawung. Literatur lain menyebutkan, kawung terdiri dari beberapa motif salah satunya Kawung Sari. Sari berarti inti atau pokok, tujuan kehidupan manusia untuk selalu menjalankan kebaikan.

Simbol Kebulatan Tekad
Bentuk lingkaran yang terdapat dalam motif kawung melambangkan “kebulatan tekad” seseorang. Tekad bulat yang dimaksud adalah salah satu bentuk pengabdian diri kepada yang lebih berkuasa. Dalam konteks agama dilakukan untuk mengabdi kepada Sang Pencipta. Sementara itu, dalam konteks kehidupan orang jaman dahulu, pengabdian diri dilakukan untuk patuh dan memberikan segalanya kepada raja dan kerajaannya. Dalam cerita pewayangan sedikit dijelaskan tentang pengabdian diri punakawan kepada ksatria yang diikutinya. Kemanapun ksatria itu pergi, punakawan akan dengan rela mengikuti setiap langkahnya.

Berkah tentang Kesuburan
Pandangan orang Jawa tentang biji nyatanya tidak berubah. Biji dianggap sebagai lambang kesuburan karena ia merupakan tunas dari sebuah kehidupan. Begitupula halnya dengan biji kolang-kaling. Biji ini dapat tumbuh seiring berjalannya waktu hingga ia memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat setempat. Setiap darinya dapat digunakan. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa motif kawung merupakan simbol keberkahan yakni tentang kesuburan.

Digunakan oleh Abdi Keraton
Pada jaman kerajaan dahulu, orang yang berhak mengenakan pakaian bermotif kawung hanyalah para abdi kraton yang dekat dengan raja beserta keluarganya. Seseorang yang mempunyai derajat setingkat punggawa (tumenggung) juga berhak untuk memakai kain dengan motif kawung. Adapun kawung sendiri memiliki beberapa macam diantaranya Kawung Sari, Kawung Sekar Ageng, Kawung Sen, Kawung Picis, Kawung Beton, Kawung Buntal, Kawung Kembang, dan Kawung Seling (Sarwono, 2005).
Image by Dhony fx
Bagaimana, menarik bukan? Kamu juga dapat membeli batik dengan beranekaragam motif dan warnanya termasuk batik motif kawung di pusat perbelanjaan seperti Pasar Beringharjo, ketika kamu berkujung ke Yogyakarta. Jika kamu menemukan pusat perbelanjaan lain yang menjual batik dengan motif kawung, kamu dapat membagikan informasinya melalui aplikasi Titipku. Cukup dengan mengunduhnya di Playstore, kamu dapat mengunggah foto dan cerita kamu saat membeli produk tersebut. Ayo tunggu apa lagi?

Mengapa Titipku? Karena Titipku datang untuk membawa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi terdigitalisasi. Maka dari itu, produk-produk lokal UMKM juga dapat mampu bersaing di pasaran dunia.


Sumber:
Parmono, K. 2013. ‘Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik Tradisional Kawung’. Jurnal Filsafat. Vol. 23, No. 2.
Sarwono. 2005. ‘Motif Kawung sebagai Simbolisme Budana Para Abdi dalam Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta’. Harmonia: Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol VI, No. 2.
Previous Post
Next Post

0 komentar: