Sumber: batik-tulis.com |
Ragam motif batik tradisional berasal dari
hasil akulturasi kebudayaan Jawa dengan Hindu dan Islam. Pengaruh agama dan
kepercayaan menghasilkan budaya-budaya baru yang menjadi bukti hasil
perkembangan budaya masyarakat. Walau hanya sebatas arti simbolik, namun dapat dikatakan
sebagai aturan atau semacam tradisi yang lahir di masyarakat setempat. Selain berakulturasi
dengan kebudayaan dan agama atau kepercayaan, motif-motif batik yang tersebar
di Indonesia berasal dari pengaruh masuknya budaya-budaya luar yang kemudian
dikemas dalam serangkaian motif batik. Keberagaman motif batik dan sejarahnya
menjadi kearifan lokal (local wisdom) masyarakat yang diyakini dan
dilestarikan dengan cara diturunkan dari generasi ke genarasi berikutnya.
Kearifan lokal sendiri memiliki arti sebuah kebijaksanaan dan bernilai yang
tertanam dalam kelompok masyarakat.
Sumber: batik-tulis.com |
Simbol Kebaikan Manusia
Dikutip dari Jurnal Filsafat tentang
Nilai Kearifan Lokal Batik Tradisional Kawung, ternyata motif kawung diambil
dari bentuk pohon kawung. Pohon ini sejenis dengan pohon aren. Buahnya putih
lonjong atau sering kita kenal dengan kolang-kaling. Setiap bagian dari pohon kawung
memiliki manfaat tersendiri mulai dari batang, daun, ijuk, ira, dan buah. Atas
dasar kebermanfaatan bagi kehidupan manusia, hal tersebut kemudian
diimplementasikan dalam bentuk motif batik kawung dengan harapan dapat
memberikan manfaat bagi orang lain pada setiap tingkah lakunya. Makna kawung memberikan
pesan kepada kita untuk senantiasa menjadi manusia yang unggul, baik, dan
berguna bagi masyarakat.
Lambang Umur Panjang dan Kedamaian
Orang Jawa menginterpretasikan motif
kawung sebagai simbol panjangnya usia. Hal ini didasari oleh proses pertumbuhan
biji kolang-kaling yang terus bertahan dan memiliki usia tumbuh yang lama.
Melihat hal tersebut, setiap orang yang mengenakan kain bermotif kawung,
harapannya senantiasa diberikan umur panjang. Terdapat suatu kesepakatan
bersama dalam masyarakat untuk saling mendoakan para pengguna motif kawung. Literatur lain menyebutkan, kawung terdiri
dari beberapa motif salah satunya Kawung Sari. Sari berarti inti atau pokok, tujuan
kehidupan manusia untuk selalu menjalankan kebaikan.
Simbol Kebulatan Tekad
Bentuk lingkaran yang terdapat dalam motif
kawung melambangkan “kebulatan tekad” seseorang. Tekad bulat yang dimaksud
adalah salah satu bentuk pengabdian diri kepada yang lebih berkuasa. Dalam
konteks agama dilakukan untuk mengabdi kepada Sang Pencipta. Sementara itu,
dalam konteks kehidupan orang jaman dahulu, pengabdian diri dilakukan untuk
patuh dan memberikan segalanya kepada raja dan kerajaannya. Dalam cerita
pewayangan sedikit dijelaskan tentang pengabdian diri punakawan kepada ksatria
yang diikutinya. Kemanapun ksatria itu pergi, punakawan akan dengan rela
mengikuti setiap langkahnya.
Berkah tentang Kesuburan
Pandangan orang Jawa tentang biji nyatanya
tidak berubah. Biji dianggap sebagai lambang kesuburan karena ia merupakan
tunas dari sebuah kehidupan. Begitupula halnya dengan biji kolang-kaling. Biji
ini dapat tumbuh seiring berjalannya waktu hingga ia memberikan kebermanfaatan
bagi masyarakat setempat. Setiap darinya dapat digunakan. Hal ini memperkuat
keyakinan bahwa motif kawung merupakan simbol keberkahan yakni tentang
kesuburan.
Digunakan oleh Abdi Keraton
Pada jaman kerajaan dahulu, orang yang
berhak mengenakan pakaian bermotif kawung hanyalah para abdi kraton yang dekat
dengan raja beserta keluarganya. Seseorang yang mempunyai derajat setingkat
punggawa (tumenggung) juga berhak untuk memakai kain dengan motif kawung. Adapun
kawung sendiri memiliki beberapa macam diantaranya Kawung Sari, Kawung Sekar
Ageng, Kawung Sen, Kawung Picis, Kawung Beton, Kawung Buntal, Kawung Kembang, dan
Kawung Seling (Sarwono, 2005).
Image by Dhony fx |
Bagaimana, menarik bukan? Kamu juga dapat
membeli batik dengan beranekaragam motif dan warnanya termasuk batik motif
kawung di pusat perbelanjaan seperti Pasar Beringharjo, ketika kamu berkujung
ke Yogyakarta. Jika kamu menemukan pusat perbelanjaan lain yang menjual batik
dengan motif kawung, kamu dapat membagikan informasinya melalui aplikasi
Titipku. Cukup dengan mengunduhnya di Playstore, kamu dapat mengunggah
foto dan cerita kamu saat membeli produk tersebut. Ayo tunggu apa lagi?
Mengapa Titipku?
Karena Titipku datang untuk membawa Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi terdigitalisasi. Maka dari itu, produk-produk
lokal UMKM juga dapat mampu bersaing di pasaran dunia.
Sumber:
Parmono, K. 2013. ‘Nilai Kearifan Lokal Dalam Batik
Tradisional Kawung’. Jurnal Filsafat. Vol. 23, No. 2.
Sarwono. 2005. ‘Motif Kawung sebagai Simbolisme Budana
Para Abdi dalam Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta’. Harmonia: Jurnal
Pengetahuan dan Pemikiran Seni. Vol VI, No. 2.
0 komentar: