Image by pulse.lk |
Filosofi Jenang
Jenang ternyata merupakan makanan yang sudah ada sejak jaman kerajaan
dahulu yakni ketika kemunculan kerajaan Hindu-Budha. Pada waktu itu makanan
digunakan sebagai salah satu sarana yang menjadi simbol untuk menghaturkan
sesuatu terutama dalam memanjatkan doa-doa dan pujian lainnya. Dikutip dari goodnewsfromindonesia, jenang merupakan salah satu
makanan yang dijadikan sebagai simbol doa, persatuan, harapan, dan semangat. Jenang
kemudian dijadikan simbol atas wujud rasa syukur masyarakat kepada Sang
Pencipta. Jenang sebenarnya terbagi menjadi banyak jenis. Namun, secara
keseluruhan filosofi yang terkandung di dalamnya tidak jauh berbeda antara
jenang satu dan lainnya.
Jenang seringkali dijumpai ketika ada acara hajatan masyarakat. Seperti
acara pernikahan, sepasaran bayi yakni pemberian nama bayi yang lahir, maupun
upacara tujuh bulanan. Di acara pernikahan jenang diyakini dapat menghantarkan
keberkahan kepada mempelai dan juga keluarga. Sementara ketika jenang digunakan
dalam acara pemberian nama, harapannya dapat mendatangkan kebaikan-kebaikan
yakni sebagai doa bagi si bayi yang diberi nama tersebut. Untuk acara tujuh
bulanan, jenang didaulat sebagai makanan yang khas untuk ibu yang sedang
mengandung bayinya.
Jenis-jenis Jenang
Jenang ternyata terdiri dari beberapa jenis. Diantaranya adalah jenang ayu
yang biasa dijumpai ketika ada hajatan pernikahan. Biasanya jenang satu ini
dihidangkan kepada tamu yang datang sebagai makanan pembuka. Selain itu, ada
jenang sumsum. Berbeda dengan jenang ayu, jenang sumsum lebih encer karena
menggunakan kuah yang disebut dengan kilang yang terbuat dari gula merah yang
dicairkan. Jenang lain yakni jenang procotan yang biasa digunakan saat upacara
selamatan ibu hamil atau tujuh bulanan. Kemudian ada jenang abang yang
digunakan sebagai perwujudan simbol pada malam suro dan malam-malam pemanjatan
doa lainnya. Tidak hanya itu, masyarakat Jawa juga menyediakan jenang ireng dan
jenang grendul yang disajikan sebagai kuliner keluarga di rumah.
Diantara banyaknya jenis jenang dan nilai filosofis yang terkandung pada
setiap jenisnya, jenang seringkali diproduksi oleh kelompok Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM). Kini UMKM dapat diakses melalui portal online yakni Titipku. Portal ini menyediakan output berupa aplikasi yang didalamnya terdapat aneka
produk UMKM. Dengan demikian, jika hendak berbelanja produk UMKM tidak perlu
jauh-jauh ke tempat tujuan hanya cukup dengan melalui Aplikasi Titipku maka semua akan teratasi.
0 komentar: