Yogyakarta, kota pelajar yang populer
dengan keberagaman budaya baik dalam bentuk artefak maupun tutur. Budaya diturunkan
dari generasi ke generasi hingga tetap lestari sampai saat ini. Di tengah terpaan
arus modernisasi, masyarakat Yogyakarta masih mempertahankan eksistensi kebudayaan
yang sudah tertanam dalam kehidupan sosial mereka. Salah satu diantaranya yakni
kerajinan. Sektor ini menjadi salah satu budaya dilihat dari model kerajinan
yang dibuat masyarakat. Cukup beragam dan tersebar di berbagai wilayah yang ada
di Yogyakarta.
Gunungkidul merupakan salah satu daerah
yang menjadi pusat kerajinan masyarakat Yogyakarta. Daerah yang berada pada
sisi selatan Yogyakarta ini kerapkali disebut dengan Jogja lantai dua karena
letaknya yang memang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah Jogja lainnya. Tidak
hanya ketinggian wilayahnya saja, namun Gunungkidul juga tinggi pula
karya-karya estetik hasil tangan-tangan kreatif masyarakat lokal yang
menjadikan wilayah ini sebagai pusat kerajinan yang beragam.
Berikut sentra kerajinan tangan yang ada
di Kabupaten Gunungkidul yang masih lestari dan tetap berkembang hingga saat
ini,
1. Topeng
Bobung
|
Sumber: kadata.co |
Kerajinan tangan satu ini berlokasikan
di Bobung, Kecamatan Patuk. Topeng yang terbuat dari kayu ini kemudian di batik
langsung sesuai dengan pola yang telah dibuat sebelumnya. Pola dibuat dengan menggunakan
pensil yang digambarkan langsung diatas topeng, atau kayu tersebut dipahat
sesuai dengan pola yang diinginkan. Setelah itu barulah kemudian diberi warna
agar topeng lebih menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi. Desa wisata
Bobung memang terkenal dengan topengnya, namun perlu diketahui bahwa tidak hanya
topeng yang diproduksi oleh masyarakat. Melainkan juga berbagai kerajinan
tangan lain seperti nampan, gantungan kunci, tempat air gelas, dan masih banyak
lagi.
2. Batik
Tancep
|
Sumber: cerita.co.id |
Berbeda dengan batik topeng
sebelumnya, batik tancep ini lebih spesifik pada batik tulis. Walaupun beberapa
pengrajin ada yang menggunakan sistem batik cap. Sesuai dengan namanya, kerajinan
batik tulis ini berlokasikan di Tancep, Kecamatan Ngawen. Tepatnya berbatasan
dengan Jawa Tengah. Uniknya, di Tancep ini hampir setiap rumah menjadi
pengrajin batik tulis. Jadi, kita akan dengan mudah menemukan batik-batik yang
dibuat oleh masyarakat Tancep tanpa harus mencari letak spesifiknya. Batik
sudah menjadi pekerjaan masyarakat Tancep. Batik biasanya dijual dalam bentuk
kain dan juga ada beberapa yang membuka boutique untuk batik-batik yang sudah
dijahit menjadi baju-baju yang indah.
3. Caping
|
Sumber: java promo |
Masih berada di Kecamatan Ngawen,
kerajinan Caping ini digeluti oleh masyarakat Desa Bendo, Kaliwaru, dan
sekitarnya. Anyaman yang terbuat dari bambu ini menjadi kerajinan yang
diturunkan dari generasi ke generasi. Harga bambu di wilayah ini terbilang
cukup murah. Maka dari itu, untuk mengoptimalkan harga bambu yang ada di
pasaran dibuatlah suatu produk yang dapat memberikan nilai tambah yakni dengan disulap
menjadi kerajinan caping. Cara pembuatannya cukup mudah. Hanya saja memerlukan
waktu yang cukup lama dan butuh keuletan dan ketelatenan dari tangan-tangan
para pengrajin.
4. Perak
|
Sumber: pontas.id |
Kerajinan perak di Gunungkidul
diusahakan oleh masyarakat Kecamatan Paliyan tepatnya di Sodo. Menariknya, wilayah
ini kemudian melahirkan desa kerajinan perak yang cukup terkenal karena hasil
produksinya yang bagus dan berkualitas tentunya. Kerajinan perak ini beragam
pula. Kebanyakan dari bentuknya adalah aksesoris wanita seperti kalung, gelang,
cincin, jepit rambut, bros, dan semacamnya. Tidak hanya itu, kerajinan perak
berupa barang-barang besar dibuat dengan motif yang berbeda-beda. Bergantung pada
wilayah tempat pembuatan motif tersebut. Jadi, setiap wilayah mempunyai motif sendiri-sendiri
sehingga menjadi ciri khas dari daerah yang bersangkutan.
5. Akar
Wangi
|
Sumber: krjogja.com |
Saat ini mungkin akan cukup susah
untuk menemukan akar wangi. Akan tetapi, berbeda halnya dengan Kecamatan Semin
yang dikenal dengan banyaknya tanaman akar wangi. Tanaman ini dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk dijadikan produk kerajinan berupa aneka souvenir. Karya-karya
para pengrajin akar wangi ini kemudian membuat ragam variasi bentuk untuk
menarik minat para calon pembeli. Kerajinan ini memiliki pasar khusus di Beringharjo.
Namun, kendala kemudian muncul seiring dengan tempat-tempat yang mencoba
memproduksi produk yang sama dari yang sebelumnya telah ada. Ini kemudian menyebabkan
terjadinya rivalitas antar para pengrajin.
Terlepas dari kelima kerajinan Gunungkidul
yang tersebut di atas, tentunya masih ada banyak lagi kerajinan-kerajinan karya
masyarakat yang tidak kalah menarik. Untuk mengetahui lebih lanjut berbagai
kerajinan yang diproduksi oleh masyarakat, kamu dapat melihatnya melalui Aplikasi
Titipku. Aplikasi ini menyediakan
barang-barang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat yang dapat kamu
beli saat itu juga melalui aplikasi tersebut. Transaksinya mudah. Ayo gencarkan
kerajinan masyarakat melalui Titipku!
0 komentar: